MAKALAH
PERMAINAN KELERENG
( Hubungan Ilmu Fisika dan
Matematika dengan Permainan Kelereng )
Nama Kelompok :
1.
Laelatul Khomariyah ( 11.1.01.05.0110 )
2.
M. Archi Maulyd ( 11.1.01.05.0119 )
3.
Niha Listia Rukmana ( 11.1.01.05.0144 )
4.
Siti Rahayu Arianti ( 11.1.01.05.0203 )
5.
Wahidah ( 11.1.01.05.0215 )
Program Study Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Jl. KH. Ahmad Dahlan 76, Tlp. ( 0354 ) 771576 Kediri
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan
atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada
kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat
pada waktunya yang berjudul “ PERMAINAN KELERENG”.
Makalah ini berisikan
tentang sejarah permainan kelereng dan hubungan ilmu fisika dan matematika
dengan permainan kelereng.
Diharapkan Makalah ini
dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang sejarah kelereng dan permainannya
serta hubungan ilmu fisika dan matematika dengan permainan kelereng tersebut.
Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita. Amin.
Kediri, 09 Juli 2012
( Penyusun )
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................... 1
1.1 Sejarah Permainan Kelereng.................................................. 1
1.2 Aturan Permainan Kelereng................................................... 2
1.3
Manfaat Permainan Kelereng................................................ 3
BAB II. PEMBAHASAN........................................................................... 4
2.1 Hubungan Ilmu Fisika
dan Matematika dengan
Permainan Kelereng............................................................... 4
2.1.1 Momentum................................................................. 4
2.1.2 Impuls........................................................................ 5
2.1.3 Tumbukan.................................................................. 5
2.2 Hubungan antara
Momentum, Impuls, dan Tumbukan
dalam Permainan Kelereng.................................................... 5
BAB III. PENUTUP..................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan............................................................................. 10
3.2 Saran....................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Sejarah
Permainan Kelereng
Kelereng (atau dalam bahasa Jawa disebut nèkeran) adalah mainan
kecil berbentuk bulat yang terbuat dari kaca, tanah liat, atau agate. Kelereng adalah
mainan kecil berbentuk bulat yang terbuat dari kaca atau tanah liat. Ukuran
kelereng sangat bermacam-macam, umumnya ½ inci (1.25 cm) dari ujung ke ujung.
Orang Betawi menyebut kelereng dengan nama gundu. Orang Jawa,
neker. Di Sunda, kaleci. Palembang, ekar, di Banjar, kleker. Nah, ternyata,
kelereng juga punya sejarah. Ini kuketahui saat membaca majalah Intisari edisi
Desember 2004, rubrik asal-usul.
Sejak abad ke-12, di Prancis, kelereng disebut dengan bille,
artinya bola kecil. Lain halnya di Belanda, para Sinyo-Sinyo itu menyebutnya
dengan knikkers. Lantas, adakah pengaruh Belanda, khususnya di Jawa, knikkers
diserap menjadi nekker? Mengingat, Belanda pernah ‘numpang hidup’ di Indonesia.
Tahun, 1694. Di Inggris ada istilah marbles untuk menyebut kelereng.
Marbles sendiri digunakan untuk menyebut kelereng terbuat dari marmer yang
didatangkan dari Jerman. Namun, jauh sebelumnya, anak-anak di Inggris telah
akrab menyebutnya dengan bowls atau knikkers.
Kelereng populer di Inggris dan negara Eropa lain sejak abad ke-16
hingga 19. Setelah itu baru menyebar ke Amerika. Bahan pembuatnya adalah tanah
liat dan diproduksi besar-besaran.
Jauh pada peradaban Mesir kuno, tahun 3000 SM, kelereng terbuat
dari batu atau tanah liat. Kelereng tertua koleksi The British Museum di London
berasal dari tahun 2000-1700 SM. Kelereng tersebut ditemukan di Kreta pada
situs Minoan of Petsofa.
Pada masa Rowami, permainan Kelereng juga sudah dimainkan secara
luas. Bahkan, menjadi salah satu bagian dari festival Saturnalia, yang diadakan
saat menjelang perayaaan Natal. Saat itu semua orang saling memberikan
sekantung biji-bijian yang berfungsi sebagai kelereng tanda persahabatan.
Salah seorang penggemar kelereng adalah Octavian, kelak menjadi
Kaisar Agustus. Layaknya permainan, di Romawi saat itu juga mempunyai
aturan-aturan resmi. Peraturan tersebut menjadi dasar permainan sekarang.
Teknologi pembuatan kelereng kaca ditemukan pada 1864 di Jerman.
Kelerang yang semula satu warna, menjadi berwarna-warni mirip permen. Teknologi
ini segera menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika. Namun, akibat Perang Dunia
II, pengiriman mesin pembuat kelereng itu sempat terhenti dan akhirnya
masing-masing negara mengembangkannya sendiri.
1.2
Aturan
Permainan Kelereng
Petanque dimainkan oleh dua regu yang beranggotakan sedikitnya 1
orang di tiap-tiap regunya. Bola yang digunakan dalam permainan ini terdiri
dari dua bola yakni, bola induk (master), terbuat dari kayu jati berdiamter 25
sampai 35 mm, popular dengan sebutan le choconnet.
Sedangkan bola lainnya, boleh disebut sebagai “roh” permainan yakni
bola yang terbuat dari besi, dengan berat 600-800 gram, dan diameternya antara
70-80 mm, sering dinamakan les boules.
Apabila dalam satu regunya terdiri dari 3 orang maka tiap-tiap
pemain akan mendapatkan dua bola besi. Namun apabila hanya terdapat satu atau
dua orang saja, tiap pemain masing-masing akan mendapat tiga bola besi. Jarak
cochonnet dari titik lempar bola antara 6-10 m. Ukuran resmi lapangan permainan
ini yakni 15 x 4 m.
Nah, sekarang bagaimana cara bermainnya? Sangat mudah sekali. Bola
cochonnet dilempar untuk menentukan target. Kemudian kedua grup melakukan
undian untuk menentukan siapa yang berhak melemparkan bola terlebih dahulu
sampai mendekati cochonnet. Jika A yang menang undian, maka regu A yang melemparkan
bola yang diarahkan dengan tujuan mendekati arah cochonnet. Setelah itu,
disusul dengan regu B. regu A lagi. Begitu selanjutnya.
1.3 Manfaat Permainan Kelereng
Ada beberapa manfaat yang kita dapatkan dalam permainan kelereng.
Beberapa manfaat tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Mengatur emosi
(relaks).
2.
Melatih
kemampuan berfikir.
3.
Melatih
kemampuan motorik.
4.
Melatih
kesabaran.
5.
Melatih tingkat
kecermatan dan ketelitian.
6.
Melatih
kemampuan berkompetisi.
7.
Melatih
kemampuan sosial(menjalin pertemanan).
8.
Bersikap jujur.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hubungan
Ilmu Fisika dan Matematika dengan Permainan Kelereng
Ilmu fisika merupakan sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang
terluas. Fisika mempelajari gejala alam yang tidak hidup serta interaksi dalam
lingkup ruang dan waktu. Para fisikawan atau ahli fisika mempelajariperilaku
dan sifat materi dalam bidang yang sangat beragam, mulai dari partikel
submikroskopis yang membentuk segala materi hingga perilaku materi alam semesta
sebagai satu kesatuan (kosmos).
Fisika sering disebut sebagai “ilmu mendasar”, karena setiap ilmu
alam lainnya seperti biologi, kimia, geologi, dan lain-lain mempelajari jenis
sistem materi tertentu yang mematuhi hukum fisika.
Fisika berkaitan erat dengan matematika. Teori fisika banyak dinyatakan
dalam notasi matematis, dan matematika yang digunakan biasanya lebih rumit
daripada matematika yang digunakan dalam bidang sains lainnya. Perbedaan antara
fisika dan matematika adalah fisika berkaitan dengan pemerian dunia material,
sedangkan matematika berkaitan dengan pola-pola abstrak yang tak selalu
berhubungan dengan dunia material. Namun, perbedaan ini tidak selalu tampak
jelas. Ada wilayah luas penelitian yang beririsan antara fisika dan matematika,
yakni fisika matematis yang mengembangkan struktur matematis bagi teori-teori
fisika.
Di dalam permainan kelereng, ada beberapa hukum fisika yang
berhubungan erat dengan matematika sesuai penjelasan di atas yang terdapat
dalam permainan kelereng, a.l :
2.1.1 Momentum
Momentum merupakan hasil kali antara massa benda dengan kecepatan gerak
benda tersebut. Jadi momentum suatu benda selalu dihubungkan dengan massa dan
kecepatan benda. Karena tiap
benda memiliki massa, maka benda yang bergerak pasti mempunyai momentum. Bagaimana
dengan benda yang diam atau tidak bergerak ? benda yang diam tidak mempunyai
momentum alias momentumnya 0 (nol).
2.1.2 Impuls
Impuls merupakan gaya yang
bekerja pada benda dalam waktu yang sangat singkat. Konsep ini sebenarnya
sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari. Ketika pada tubuh kita
dikerjakan gaya impuls dalam waktu yang sangat singkat maka akan timbul rasa
sakit. Semakin cepat gaya impuls bekerja, bagian tubuh kita yang dikenai gaya
impuls dalam waktu sangat singkat tersebut akan terasa lebih sakit. Karenanya,
penerapan konsep impuls ditujukan untuk memperlama selang waktu bekerjanya
impuls, sehingga gaya impuls yang bekerja menjadi lebih kecil. Apabila selang
waktu bekerjanya gaya impuls makin lama, maka rasa sakit menjadi berkurang, bahkan
tidak dirasakan.
2.1.3 Tumbukan
Tumbukan
merupakan hasil interaktif dua benda yang bergerak berlawanan atau searah. Secara
umum terdapat beberapa jenis tumbukan, antara lain Tumbukan Lenting Sempurna,
Tumbukan Lenting Sebagian, dan Tumbukan Lenting Sama Sekali.
2.2 Hubungan antara
Momentum, Impuls, dan Tumbukan dalam Permainan Kelereng.
Pada pokok
bahasan Momentum dan Impuls, kita telah berkenalan dengan konsep momentum serta
pengaruh momentum benda pada peristiwa tumbukan. Pada kesempatan ini kita akan meninjau momentum benda
ketika dua buah benda saling bertumbukan.
Letakkan sebuah kelereng pada permukaan lantai yang
datar. Setelah itu, tembakkan kelereng yang diam tersebut menggunakan kelereng
lainnya dari jarak tertentu. Jika meleset, ulangi sampai kedua kelereng
bertumbukan. Amati secara saksama kecepatan gerak kelereng tersebut. Setelah
kedua kelereng bertumbukan, kelereng yang pada mulanya diam (tidak memiliki
momentum) pasti bergerak (memiliki momentum). Sebaliknya, kelereng yang anda
kutik tadi pasti kecepatannya berkurang setelah tumbukan (momentumnya
berkurang). Dengan demikian kita bisa mengatakan bahwa momentum kelereng yang
dikutik berkurang karena sebagian momentumnya berpindah ke kelereng target yang
pada mulanya diam.
Dapatkah kita menyimpulkan bahwa jumlah momentum kedua kelereng sebelum
tumbukan = jumlah momentum kedua kelereng setelah tumbukan ?
Alangkah baiknya jika melakukan percobaan menumbukkan dua
bola (mirip bola billiard) di atas permukaan meja getar. Pada percobaan menumbukan dua bola di atas permukaan meja getar, kita
mengitung kecepatan kedua bola sebelum dan setelah tumbukan. Massa bola tetap,
sehingga yang diselidiki adalah kecepatannya. Frekuensi getaran meja = frekuensi listrik PLN (50 Hertz).
Karena telah diketahui frekuensi getaran meja, maka kita
bisa menentukan periode getaran meja. Nah, waktunya sudah diketahui, sekarang
tugas kita adalah mengukur panjang jejak bola ketika bergerak di atas meja
getar. Karena meja bergetar setiap 0,02 detik (1/50), maka ketika bergerak di
atas meja, bola pasti meninggalkan jejak di atas meja yang sudah kita lapisi dengan
kertas karbon. Jarak antara satu jejak dengan jejak yang lain; yang
ditinggalkan bola setiap 0,02 detik kita ukur. Setelah memperoleh data jarak
tempuh bola, selanjutnya kita bisa menghitung kecepatan gerak kedua bola
tersebut, baik sebelum tumbukan maupun setelah tumbukan. Selanjutnya kita hitung momentum kedua bola sebelum tumbukan (p = mv) dan
momentum kedua bola setelah tumbukan (p’ = mv’).
Jika percobaan dilakukan dengan baik dan benar, maka
kesimpulan yang kita peroleh adalah total momentum dua benda sebelum tumbukan =
total momentum kedua benda tersebut setelah tumbukan.
Jika tidak ada meja getar, coba pahami ilustrasi bola
biliard atau kelereng di atas secara saksama. Jika sudah paham, anda pasti
setuju kalau guru muda mengatakan bahwa
jumlah momentum kedua benda sebelum tumbukan = jumlah momentum kedua benda
setelah tumbukan. Pada ilustrasi di atas, sebelum tumbukan salah satu benda
diam. Pada dasarnya sama saja bila dua benda sama-sama bergerak sebelum
tumbukan. Kecepatan gerak kedua benda tersebut pasti berubah setelah tumbukan,
sehingga momentum masing-masing benda juga mengalami perubahan. Kecuali jika
massa dan kecepatan dua benda sama sebelum kedua benda tersebut saling
bertumbukan. Biasanya total momentum kedua benda sebelum tumbukan = total
momentum kedua benda setelah terjadi tumbukan.
Penjelasan di atas mengantarkan kita untuk memahami inti pokok bahasan, yakni Hukum Kekekalan Momentum.
Tidak peduli berapapun massa dan kecepatan benda yang saling bertumbukan,
ternyata momentum total sebelum tumbukan = momentum total setelah tumbukan. Hal
ini berlaku apabila tidak ada gaya luar atau gaya eksternal total yang
bekerja pada benda yang bertumbukan. Jadi analisis kita hanya terbatas pada dua
benda yang bertumbukan, tanpa ada pengaruh dari gaya luar.
Jika dua benda yang bertumbukan maka secara matematis,
hukum kekekalan momentum dinyatakan dengan persamaan :
m1v1 + m2v2
= m1v’1 + m2v’2
Keterangan :
m1 = massa
benda 1
m2 = massa
benda 2
v1 = kecepatan benda 1
sebelum tumbukan
v2 = kecepatan benda 2
sebelum tumbukan
v’1 = kecepatan benda 1
setelah tumbukan
v’2 = kecepatan benda 2
setelah tumbukan
Jika dinyatakan dalam
momentum, maka :
m1v1
+ m2(0) = (m1 + m2) v’
m1v1 =
(m1 + m2) v’ - persamaan 1
m1v1 = momentum benda 1
sebelum tumbukan
m2v2 = momentum benda 2
sebelum tumbukan
m1v‘1 = momentum benda 1
setelah tumbukan
m2v‘2
= momentum benda 2 setelah tumbukan.
Perlu anda ketahui bahwa Hukum Kekekalan Momentum
ditemukan melalui percobaan pada pertengahan abad ke-17, sebelum eyang Newton
merumuskan hukumnya tentang gerak (mengenai Hukum
II Newton versi momentum telah saya
jelaskan pada pokok bahasan Momentum, Tumbukan dan Impuls). Walaupun demikian,
kita dapat menurunkan persamaan Hukum Kekekalan Momentum dari persamaan hukum
II Newton. Yang kita tinjau ini khusus untuk kasus tumbukan satu dimensi.
Kita tulis kembali persamaan hukum II Newton : Ketika bola 1 dan bola 2 bertumbukan, bola 1 memberikan
gaya pada bola 2 sebesar F21, di mana arah gaya tersebut ke kanan.
Berdasarkan Hukum III Newton (Hukum aksi-reaksi), bola 2
memberikan gaya reaksi pada bola 1, di mana besar F12 = – F21.
(Ingat ya, besar gaya reaksi = gaya aksi. Tanda negatif menunjukan bahwa arah
gaya reaksi berlawanan dengan arah gaya aksi).
Ini adalah persamaan Hukum Kekekalan Momentum. Hukum
Kekekalan Momentum berlaku jika gaya total pada benda-benda yang bertumbukan =
0. Pada penjelasan di atas, gaya total pada dua benda yang bertumbukan adalah F12
+ (-F21) = 0.
Hal ini menunjukkan bahwa apabila gaya total pada sistem
= 0, maka momentum total tidak berubah. Yang dimaksudkan dengan sistem adalah
benda-benda yang bertumbukan. Apabila pada sistem tersebut bekerja gaya luar
(gaya-gaya yang diberikan oleh benda di luar sistem), sehingga gaya total tidak
sama dengan nol, maka hukum kekekalan momentum tidak berlaku.
Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa :
Jika tidak ada gaya luar
yang bekerja pada benda-benda yang bertumbukan, maka jumlah momentum
benda-benda sebelum tumbukan sama dengan jumlah momentum benda-benda
setelah tumbukan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan kami sebelumnya, kami menyimpulkan bahwa dalam
permainan kelereng ( cirak ) terdapat beberapa Hukum Newton II yang berlaku,
yaitu Momentum, Impuls, dan Tumbukan.
Dari jarak 6-10 meter, ada momentum dan impuls yang bisa dilakukan
untuk mendapatkan sasaran yang maksimal. Selain Momentum, Impuls dan Tumbukan terkait
dengan gaya gesek, medium tempat bermain juga sangat berpengaruh dalam
permainan bola kelereng. Semakin besar atau kecil gaya gesek akan berpengaruh
terhadap momentum benda. Maka akan berpengaruh terhadap hasil tumbukan dan
hasil dalam permainan.
3.2 Saran
Permainan kelereng yang mulai hilang ini, seharusnya dikembangkan
dan dilestarikan, karena memiliki berbagai manfaat bagi manusia, di antaranya
yaitu melatih ketenangan dan kontrol emosi. Permainan ini juga mengandung
unsur-unsur fisika dan matematika yang penting untuk manusia saat ini dan masa
yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
The King Of the Fastest Solution . Kumpulan Rumus
Ganesa Operation.
www.google.com
Angaman2.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar