MAKALAH
PENDIDIKAN PANCASILA
( TERORISME DI INDONESIA )
DISUSUN OLEH :
IKA FAHRINA ZULFA ROSIDA
INTAN HARTANI
LAELATUL KHOMARIYAH
NITA AGUSTINA WAHYUDI
PRODI MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
TAHUN AJARAN 2011/2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang mana telah melimpahkan rahmat, taufiq, serta
hidayahnya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini mengambil judul “TERORISME
DI INDONESIA”. Makalah ini kami susun dengan maksud untuk memenuhi tugas
Pendidikan Pancasila.
Kami menyadari bahwa tidak ada satu
halpun di dunia ini yang sempurna termasuk makalah yang kami buat ini. Oleh
karena itu, kritik dan saran kami harapkan untuk kesempurnaan makalah kami.
Kami berharap ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Kediri, 23 November 2011
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1
1.3
Tujuan ............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 3
2.1 Apa Yang Membuat Teroris Disangkutpautkan Dengan Islam .................................... 3
2.2 Sepak Terjang Terorisme Di Indonesia .......................................................................... 3
2.2.1
Daftar Gereja
Yang Menjadi Sasaran Para Teroris .................................... 4
2.2.2
Pengeboman Yang
Terjadi Pada Tahun 2009 ................................................... 5
2.3 Kinerja Pemerintah Dalam Membasmi Teroris ........................................................... 6
2.3.1
Penggerebekan
Di Tumanggung Jawa Barat ................................................... 6
2.3.2
Penggerebekan
Di Tanggerang ......................................................................... 6
2.4 Sel-Sel Jaringan Noordin M.Top ................................................................................... 7
2.4.1
Jaringan Kuningan ............................................................................................ 7
2.4.2
Keterlibatan
Urwah .......................................................................................... 8
2.4.3
Jaringan
Cilacap ............................................................................................... 8
2.4.4
Jaringan
Tumanggung ...................................................................................... 9
2.4.5
Jaringan Bogor ................................................................................................. 9
2.4.6
Jaringan
Sekolah JI .......................................................................................... 10
2.4.7
Jaringan
Lewayan ............................................................................................ 10
2.5 Kendala Yang Dihadapi Pemerintah Dalam Membasmi Teroris .......................... 10
2.6 Detik-Detik Setelah Noordin M.Top Tewas ................................................................ 11
2.7 Pembentukan Datasemen Khusus 88 ........................................................................... 12
2.7.1
Pembentukan ................................................................................................... 12
2.7.2
Persenjataan .................................................................................................... 13
BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 14
3.1
Kesimpulan ................................................................................................................... 14
3.2
Saran-Saran ................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dengan adanya berbagai polemik yang
terjadi di Negara ini,maka Pemerintahan Republik Indonesia dirasa semakin peka
dengan apa yang dinamakan teroris terlebih dengan adanya berbagai bentuk
kejadian yang menimpa banyak korban yang diakibatkan oleh serangan-serangan
atau bentuk kejadian berupa terror bom dari mulai Bom Bali 1 sampai yang
terakhir di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, Jakarta. Ledakan terjadi hampir
bersamaan, sekitar pukul 07.50 WIB pada tanggal 17 Juli 2009.
Berbagai usaha yang dilakukan bahkan
setelah terjadi Bom Bali 1 pemerintahan RI membentuk suatu ketentuan
undang-undang yang dinamakan “Undang-undang Republik Indonesia Nomor.15 Tahun
2003 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti undang-undang nomor.1
Tahun 2002 tentang pemberantasan tindak pidana terorisme menjadi
undang-undang”.
Terlebih Pemerintahan RI membentuk suatu
kesatuan khusus yang dinamakan Detasemen Khusus 88 atau Densus 88 adalah satuan
khusus Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk penanggulangan teroris di
Indonesia. Pasukan khusus berompi merah ini dilatih khusus untuk menangani
segala ancaman teror, termasuk teror bom. Beberapa anggota juga merupakan
anggota tim Gegana.
Hingga pada puncaknya pasukan khusus ini
dapat menghentikan sepak terjang salah satu gembong teroris yang paling diburu
yakni Gembong teroris Noordin M Top yang tewas dalam penggerebekan Densus 88 di
Solo, Jawa Tengah, 17 September lalu, ternyata semua itu bukan akhir dari pada
sepak terjang para teroris yang ada di Indonesia namun akan tetapi telah
mengembangkan jaringan sel-sel baru terorisme.
1.2
Rumusan Masalah
Dengan adanya beberapa
kejadian yang kami himpun atau kami terima mengenai teroris yang ada di
Indonesia pada khususnya, sehingga didapat beberapa masalah pertanyaan yang
timbul di benak kami dintaranya:
1. Apa
yang menjadi motif yang melatarbelakangi keberadaan teroris tersebut ?
2. Sudah
sejauh mana sepak terjang yang telah dilakukan kelompok teroris tersebut ?
3. Adanya
Desemen Khusus atau Densus 88 ini dalam hal kinerjanya sudah memuaskan,bahkan
setelah adanya RUU yang menjadi UU No.15 Tahun 2003 mengenai tindak pidana
terorisme sudah berjalan secara optimal dan telah menimbulkan efek jera?
1.3
Tujuan
Adapun beberapa tujuan yang ingin kami
capai dengan adanya tugas makalah ini mengenai beberapa pemahaman mengenai
segala bentuk seluk beluk mengenai teroris yang ada di Indonesia diantaranya :
1.
Mengatahui fungsi Kepolisian sebagai
suatu bentuk kesatuan pengamanan RI?
2.
Mengetahui apa yang menjadi modal utama
untuk menjadi anggota Densus 88 ?
3.
Menyadarkan kepada kita semua bahwa yang
namanya teroris itu semuanya tidak akan menguntungkan maka dengan semangat
kebersamaan antara kita mari kita wujudkan masyarakat Indonesia menjadi
masyarakat yang terbebas dari yang namanya terorisme?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Apa Yang Membuat Teroris Di
Sangkutpautkan Dengan Islam
Islam dan teroris merupakan dua kata
yang berlawanan dan tidak bisa disamakan. Islam merupakan agama monoteis dan
menuntut kepatuhan total kepada Tuhan. Islam adalah sebuah kata dari bahasa
Arab yang terdiri atas tiga konsonan, S-L-M, yang berarti kedamaian (salam),
kebaikan, dan keselamatan. Dengan kata lain, Islam memberi seseorang kedamaian
jiwa dan kebaikan hidup serta keselamatan dari balasan Tuhan dalam kehidupan
sesudah mati.Sedangkan terorisme, meski memiliki banyak definisi, merupakan
tindakan kekerasan terencana dan bermotivasi politik yang dilakukan terhadap
orang-orang tak bersenjata atau penduduk sipil.
Dua istilah ini (Islam dan terorisme)
sangat jauh berbeda karena Islam sangat menghargai nyawa manusia. Islam juga
menganggap kehidupan sebagai semangat Tuhan yang dianugerahkan kepada manusia.
Dalam Alquran disebutkan bahwa siapa saja yang menghilangkan nyawa seseorang,
maka Allah menganggap dia telah menghilangkan nyawa seluruh umat manusia (Surat
5 ayat 32). Tetapi, kita terhenyak ketika terjadi tragedi 11 September di AS.
Mengapa aksi teroris seperti itu terjadi dan dilakukan orang-orang yang mengaku
dirinya sebagai muslim sejati dan memiliki semangat besar untuk menyebarkan
ajaran Islam.
Dengan kata lain Islam tidak mengenal
kata teroris,semua itu hanya sebuah rekayasa yang bertujuan untuk memecah belah
agama Allah yakni agama Islam yang cinta akan kedamaian, tidak mengenal
kekerasan atau tindakan biadab seperti yang mereka lakukan.
2.2
Sepak Terjang Terorisme di Indonesia
Terorisme di Indonesia merupakan
terorisme di Indonesia yang dilakukan oleh grup teror Jemaah Islamiyah yang
berhubungan dengan al-Qaeda. Sejak tahun 2002, beberapa "target negara
Barat" telah diserang. Korban yang jatuh adalah turis Barat dan juga
penduduk Indonesia. Terorisme di Indonesia dimulai tahun 2000 dengan terjadinya
Bom Bursa Efek Jakarta, diikuti dengan empat serangan besar lainnya, dan yang
paling mematikan adalah Bom Bali 2002.
Daftar
terorisme di Indonesia :
- Bom Kedubes Filipina 2000
- Bom Bursa Efek Jakarta
- Bom malam Natal 2000
- Bom Plaza Atrium 2001
- Bom Gereja Santa Anna dan HKBP 2001
- Bom Tahun Baru 2002
- Bom Bali 2002
- Bom McDonald's Makassar 2002
- Bom Kompleks Mabes Polri 2003
- Bom Bandara Soekarno-Hatta 2003
- Bom JW Marriott 2003
- Bom Palopo 2004
- Bom Kedubes Australia 2004
- Bom Bali 2005
- Bom Tentena 2005
- Bom Pasar Palu 2005
- Bom Jakarta 2009
- Bom Kedubes Filipina 2000
- Bom Bursa Efek Jakarta
- Bom malam Natal 2000
- Bom Plaza Atrium 2001
- Bom Gereja Santa Anna dan HKBP 2001
- Bom Tahun Baru 2002
- Bom Bali 2002
- Bom McDonald's Makassar 2002
- Bom Kompleks Mabes Polri 2003
- Bom Bandara Soekarno-Hatta 2003
- Bom JW Marriott 2003
- Bom Palopo 2004
- Bom Kedubes Australia 2004
- Bom Bali 2005
- Bom Tentena 2005
- Bom Pasar Palu 2005
- Bom Jakarta 2009
Semua
ini merupakan target yang telah disusun dengan rapih yang tidak hanya menelan
banyak korban materi bahkan tidak sedikit nyawapun hilang dengan gampangnya
mengatas namakan dengan istilah Jihad di jalan Allah apakah ini yang dinamakan
jihad? Dengan serta merta menindas orang-orang yang tidak bersalah bahkan anak
kecilpun jadi korban kebiadaban yang dilakukan oleh yang dinamakan teroris ini.
2.2.1
Adapun daftar gereja yang menjadi sasaran para
teroris ini:
1.
Batam
a)
Gereja Katolik Beato Damian, Bengkong
b)
Gereja Kristen Protestan Simalungun
(GKPS) Sungai Panas
c)
Gereja Bethany Lantai II Gedung My Mart
Batam Center
d)
Gereja Pantekosta di Indonesia Pelita,
Jalan Teuku Umar
2.
Pekanbaru
a)
Gereja HKBP Pekanbaru di Jalan Hang Tuah
b)
Gereja di Jalan Sidomulyo
3.
Jakarta
a)
Gereja Katedral
b)
Sekolah Kanisius Menteng Raya
c)
Gereja Matraman
d)
Gereja Koinonia Jatinegara
e)
Gereja Oikumene Halim
4.
Sukabumi
a)
Gereja Pantekosta Sidang Kristus di Jalan
Masjid 20 Alun Alun Utara
b)
Gereja di Jalan Otto Iskandardinata
5.
Pangandaran
Gereja
di Jalan Otto Iskandardinata, Sukabumi, Pangandaran, Ciamis
6.
Bandung
a)
Pertokoan Cicadas
b)
Jalan Terusan Jakarta 43
7.
Kudus
Gereja
Santo Yohanes Evangelista di Jalan Sunan Muria 6
8.
Mojokerto
a)
Gereja Allah Baik di Jalan Tjokroaminoto
b)
Gereja Santo Yosef di Jalan Pemuda
c)
Gereja Bethany
d)
Gereja Ebenezer di Jalan Kartini
9.
Mataram
a)
Gereja Protestan Indonesia Barat Imanuel
di Jalan Bung Karno
b)
Gereja Betlehem Pantekosta Pusat
Surabaya (GBPPS)
c)
Pekuburan Kristen Kapitan Ampenan. Data
dari Mabes Polri mencatat pada malam Natal Tahun 2000 tersebut terjadi 23
ledakan.
2.2.2 Pengeboman yang
terjadi Tahun 2009
·
Bom Jakarta, 17 Juli 2009. Dua ledakan
dahsyat terjadi di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, Jakarta. Ledakan terjadi
hampir bersamaan, sekitar pukul 07.50 WIB
·
Hingga pada akhirnya terjadi
Penggerebekan di Temanggung
2.3 Kinerja Pemerintah Dalam Membasmi
Teroris
2.3.1 Pengerebegan di
Tumanggung Jawa Barat
TEMANGGUNG
Sekitar pukul 09.50, Sabtu (8/8/2009), polisi akhirnya memasuki rumah Muzahri
yang sebelumnya beberapa kali diledakkan dan ditembaki aparat Detasemen Khusus
88 Antiteror Polri.
Polisi
pun mendapati hanya ada satu orang di dalam rumah itu yang ditemukan tewas di
kamar mandi. Dengan demikian, penggerebekan terhadap rumah yang diduga menjadi
tempat persembunyian teroris paling diburu, Noordin M Top itu berakhir sudah.
Kini polisi sudah terlihat lebih santai. Garis polisi sudah dipasang di rumah
itu, sementara warga dan wartawan juga lebih leluasa mendekat, meski tetap
tidak bisa memasuki rumah tersebut. Meski demikian, sampai saat ini belum
diperoleh keterangan pasti, apakah korban tewas itu adalah Noordin M Top atau
bukan. Tentang identitas dan ciri-ciri korban sampai saat ini juga belum
diperoleh.
Memang,
sejak kemarin beredar rumor bahwa orang yang bersembunyi di rumah itu adalah
Noordin M Top, gembong teroris asal Malaysia yang disebut-sebut mendalangi
hampir seluruh peledakan bom di Indonesia.
Saat
ini, mayat korban tewas itu sudah dikeluarkan dari rumah Muzahri dan
ditempatkan di sebuah rumah warga yang sebelumnya telah dikosongkan. Rumah itu
sendiri dijaga ketat polisi.
Wartawan
juga belum bisa mendekati rumah itu untuk melihat kondisi korban. Juga belum
ada keterangan.
2.3.2 Pengerebegan
Tangerang
Kamis, 27 Agustus 2009
| 8:49 WIB
TANGERANG-SURYA
- Noordin M Top ternyata tidak hanya diburu Densus 88 Antiteror, tetapi juga
oleh wartawan Arrahmah.com, Muhammad Jibril, yang juga sebagai pemilik situs
berita itu.
Namun
tentu saja Jibril tidak hendak menangkap Noordin yang dianggap aparat sebagai
dalang serangkaian pengeboman di Indonesia, tetapi untuk mendapatkan wawancara
ekslusif.
“Jibril
ingin sekali bertemu dan mewancarai khusus Noordin M Top serta menulis jejak
Noordin M Top untuk bisa ditampilkan di situs Arrahmah.com,” ujar M Fakry,
pemimpin redaksi Arrahmah.com di Tangerang, Rabu (26/8).
Namun,
kata Fakry, keinginan Muhammad Jibril untuk mewancarai Noordin M Top tak
kesampaian karena ia tidak mampu melacak jejaknya. Akhirnya Jibril memutuskan
mewawancarai pemimpin Taliban di Pakistan. “Jibril mewancarai pemimpin
Mujahidin Taliban Pakistan melalui sambungan telepon untuk ditampilkan di situs
Arrahmah.com,” kata Fachry.
Dari
pantai lebih terkenal kota Cirebon. Empat dari tersangka utama dalam Dia
mengaku, tidak ada maksud dari wawancara khusus yang ingin dilakukan Muhammad
Jibril untuk mendekatkan diri dengan buronan yang kepalanya dihargai Rp 1
miliar itu. “Antara Jibril dan Noordin M Top tidak ada hubungan sama sekali
dengan ledakan bom Mega Kuningan, 17 Juli 2009 lalu, mungkin saja itu kabar
yang sengaja dibuat-buat,” ujarnya.
Ia
mengungkapkan, situs Arrahmah.com merupakan situs berita tentang dunia Islam
dan jihad, namun selama lima tahun berdiri situs Arrahmah.com banyak
mendapatkan pandangan miring dan kritikan. Sebagai buntut penangkapan Jibril
itu, kantor Arrahmah.com di Bintaro Sektor V disegel polisi.
2.4 Sel-sel jaringan Noordin M Top
2.4.1 Jaringan Kuningan
Contoh lain dari
hubungan keluarga berasal dari Kuningan, Jawa Barat, tidak jauh pemboman hotel
adalah bagian dari satu keluarga yang berbasis di desa Sampora, Kecamatan
Cilimus, Kuningan, dipimpin oleh Ahmad Jaelani, seorang Muslim moderat yang
dirinya tidak terlibat dalam kejahatan. Ibrohim, tukang bunga yang
menyelundupkan bom ke hotel dan meninggal dalam pengepungan di Temanggung,
menikah dengan putri Ahmad, Sucihani. Ibrahim Amir alias Abdillah, orang yang
ditangkap di Jakarta di 5 Agustus yang informasi dari Ibrahim mengarah pada
penemuan plot terhadap Presiden Yudhoyono.
SYAIFUDIN putra Ahmad
Jaelani, masih buron, adalah guru agama yang merekrut pelaku bom bunuh diri
untuk dua hotel dan beberapa pemuda lainnya juga dan hampir pasti memiliki
kontak langsung dengan al-Qaeda. Adiknya, Mohamed Syahrir, adalah teknisi
Garuda yang mungkin juga bekerja sebentar untuk sebuah maskapai penerbangan
Timur Tengah. Syahrir adalah satu-satunya anggota dari keluarga yang dikenal
dengan polisi sebelum pemboman bulan Juli.
2.4.2 Keterlibatan
Urwah
Bagus
Budi Pranoto alias Urwah adalah anggota khas lingkaran dalam Noordin. Urwah
Lahir di Kudus pada tanggal 2 November 1978, Urwah menetap dan bergabung di
asrama Sekolah-JI yaitu pesantren Al-Muttaqien di Jepara, Jawa Tengah
1990-1996, menarik dia ke dalam jantung organisasi JI di Jawa Tengah. Dia
melanjutkan untuk mengajar, mungkin sebagai bagian dari program pengajaran praktek,
di Purwokerto Jawa Tengah. Di sana, pada tahun 1999, ia adalah bagian dari
divisi JI yang sama seperti Baharudin Latif, yang kemudian menjadi ayah Noordin
mertua.
2.4.3 Jaringan Cilacap
Link Cilacap adalah
sebuah contoh bagaimana satu anggota keluarga yang terajak Noordin, dapat
mengajak orang lain dan membangun basis lokal. Ini menjadi jelas setelah
serangkaian penggerebekan polisi di Cilacap pada bulan Juni dan Juli 2009 yang
Noordin Top telah tinggal di sana paling tidak sejak 2006 – dan ini mungkin setelah
Urwah yang memimpin di sana.
Empat rekan Noordin
yang utama di Cilacap adalah: Saefuddin Zuhri alias Abu Sabit Lubaba, salah
satu “alumni Afghanistan” dan anggota JI lama, ditangkap pada 21 Juni 2009. Paman
Saefudin Zuhri yaitu Baharudin alias Latif Baridin, 58, yang bersama Sabit
mendirikan Pesantren Al-Muaddib dan sekarang pada daftar paling dicari polisi.
Arina, 24, anak Baridin yang menikah dengan seorang pria bernama Ade Abdul
Halim, sekarang diyakini Noordin, pada tahun 2006 dan memiliki dua anak berusia
dua setengah tahun dan satu tahun, dan Agus Mujiono, 32, seorang guru di
pesantren al-Muaddib dan tukang reparasi elektronik yang diyakini telah
mengkuburkan bahan peledak di halaman belakang rumah Baridin yang ditemukan
polisi pada tanggal 23 Juni 2009. Dia sekarang pada daftar yang dicari polisi.
2.4.4 Jaringan
Tumanggung
Jaringan Temanggung
yang menggambarkan bagaimana aktivitas JI menyiapkan dasar bagi Noordin
bergerak masuk tokoh kunci untuk jaringan Noordin di kabupaten ini adalah
pejuang JI bernama Saiful Anam alias Mujadid alias Brekele. Tidak jelas apakah
Noordin dengan Brekele pernah bertemu tatap muka, tapi orang-orang di
sekelilingnya pada tahun 2006-2007 termasuk beberapa yang membantu Noordin
dalam pelarian.
Sekarang di penjara, Brekele
adalah satu-orang pusat
komunikasi sebelum penahanannya, dalam komunikasi langsung dengan sayap militer JI, dengan laki-laki yang berperang di Poso, dengan alumni dari beberapa militan khususnya-sekolah JI, dan dengan keluarga yang rumahnya di Temanggung menjadi fokus dari pengepungan pada 8 Agustus 2009. Bahkan, rumah Brekele yang sama yang digunakan sebagai tempat bersembunyi untuk lebih dari satu tahun sebelum ia ditangkap pada Maret 2007, dan menyatakan kejutan kepada media bahwa setiap orang akan kembali ke rumah karena hal itu begitu terkenal ke polisi.
komunikasi sebelum penahanannya, dalam komunikasi langsung dengan sayap militer JI, dengan laki-laki yang berperang di Poso, dengan alumni dari beberapa militan khususnya-sekolah JI, dan dengan keluarga yang rumahnya di Temanggung menjadi fokus dari pengepungan pada 8 Agustus 2009. Bahkan, rumah Brekele yang sama yang digunakan sebagai tempat bersembunyi untuk lebih dari satu tahun sebelum ia ditangkap pada Maret 2007, dan menyatakan kejutan kepada media bahwa setiap orang akan kembali ke rumah karena hal itu begitu terkenal ke polisi.
2.4.5 Jaringan Bogor
Kelompok Bogor mungkin
terbukti menjadi salah satu yang paling menarik dalam penyelidikan ini.
Syaifudin Jaelani pernah terlatih di Yaman berasal dari Kuningan, diketahui telah
merekrut dua pembom bunuh diri sejak tinggal di sana. Dia telah menjalankan
klinik medis Islam sejak tahun 2007. Ia juga terikat pemuda di luar gaya treks
kelangsungan hidup di perbukitan di luar Bogor, termasuk Dani Dwi Permana,
pembom berusia delapan belas tahun .
2.4.6 Jaringan Sekolah
JI
Jaringan JI sekitar 50
sekolah terus menjadi important sebagai sumber rekrutmen dan pendukung, melalui
kurikulum dan melalui kegiatan ekstrakurikuler serta ikatan-ikatan alumni.
Sekolah-sekolah ini juga adalah tempat di mana ekstremis yang mengunjungi dapat
memiliki efek radicalising dengan konsekuensi yang tak terduga, dan di mana
hubungan dengan Noordin, bahkan pada satu langkah dihapus, bisa menjadi sensasi
seumur hidup bagi siswa yang mudah dipengaruhi.
Diantaranya :
a)
Pesantren Al-Muttaqien,
b)
Al-Muttaqien, Beber, Cirebon
c)
Pesantren Darusy-Syahada, Simo, Boyolali
d)
Mahad Aly (Universitas an-Nur), Solo
e)
Pesantren Darul Fitrah, Sukoharjo, Solo
f)
Pesantren Darul Manar, Kepung, Kediri
2.4.7 Jaringan Lewayan
Contoh lain dari basis
dukungan Noordin berasal dari daerah Solo, tempat bagi lebih dari selusin
kelompok-kelompok radikal. Salah seorang pria tewas dalam serangan Bekasi pada
tanggal 8 Agustus 2009. Air (kadang-kadang ditulis aher) Setyawan adalah
seorang anggota “kelompok Laweyan”, yang diberi nama setelah dekat subdistrict
Solo dan dikenal sebagai orang yang lebih dekat dengan organisasi Kompak dan
Laskar Jundullah berbasis di Solo daripada kelompok JI. Pemimpinnya adalah Tri
Joko Priyanto alias Joko Gondrong, dirilis lagi tahanan, yang dikatakan dekat
dengan Urwah, Ubeid dan saudara Ubeid , Umar Burhanuddin.
2.5 Kendala yang Dihadapi Pemerintah Dalam
Membasmi Teroris
Gencarnya
pemberitaan media tentang ledakan bom di Hotel Ritz Carlton dan JW Marriott
dinilai telah menganggu aparat keamanan dalam upaya mereka mengejar para tersangka
teroris yang melakukannya.
Lebih
ironis lagi, pemberitaan media yang kurang bijak malah bisa menguntungkan para
tersangka teroris, karena sebagian keinginannya tercapai lewat perantaraan media,
yakni tersebarnya rasa takut di masyarakat.
Seorang
pengamat media menyebut, mungkin saja dedengkot teroris yang kini dicari-cari,
Noordin M Top, merasa gembira atau tertawa menonton pemberitaan bom di media
massa di Indonesia, terutama televisi. Sebab, bukan tidak mungkin justru
tayangan media malah mengungkap sesuatu yang merupakan informasi berharga bagi
para teroris untuk menghindar dari kejaran aparat keamanan.
Karena
itu, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Humas) Mabes Polri, Irjen Pol Nanan Soekarna
mengatakan secara tak disadari media kini telah menjadi alat bagi
teroris.“Pemberitaan tentang ledakan bom itu ditayangkan 24 jam, dari pagi
sampai pagi lagi. Teroris itu (memang) berharap media mempublikasikan apa yang
ia kerjakan sehingga menakuti. Dengan tidak langsung kita (media) terpakai.
Itulah maunya teroris, menakut-nakuti masyarakat,” terang Nanan dalam jumpa
pers di Jakarta, Jumat (24/7) kemarin.
Sementara
pasal 31, menyatakan lembaga penyiaran tidak boleh memberikan gambaran secara
eksplisit dan rinci tentang cara membuat dan mengaktifkan bahan peledak.
2.6 Detik-Detik Setelah Noordin M Top
Tewas
Forensik Temukan Kelainan
di Tubuh Jenazah Noordin. Kamis, 1 Oktober 2009 | 8:33 WIB.
JAKARTA - SURYA- Seusai
memeriksa kondisi jenazah Noodin M Top, Rabu (30/9), ahli forensik Universitas
Indonesia dr Mun’im Idris menyatakan mendapati ada kelainan di tubuh gembong
teroris asal Malaysia yang paling dicari polisi itu. Akan tetapi, Mun’im tak
mau menyebutkan apa kelainan itu.
“Saya konfirmasi soal
kelainan yang ditemukan dalam tubuh Noordin. Namun, ini wilayahnya Polri, bukan
wilayahnya UI. Jadi saya tidak bisa ngomong,” kata Mun’im yang sangat akrab
dengan wartawan itu.
Sebelumnya, Kepala
Polri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri sudah memastikan bahwa salah satu
orang yang tewas dalam penggerebekan di Jebres, Surakarta, tanggal 17 September
silam adalah Noordin M Top. Hasil itu dikuatkan oleh kesamaan DNA dan sidik
jari.
Mun’im memastikan,
hasil pemeriksaan terkait kelainan itu bisa diketahui dua sampai tiga hari
mendatang. “Soal kelainan itu urusan teknis. Hasilnya nanti dua-tiga hari
lagi,” tambahnya.
2.7 Pembentukan Detasemen Khusus 88
Detasemen Khusus 88
atau Densus 88 adalah satuan khusus Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk
penanggulangan teroris di Indonesia. Pasukan khusus berompi merah ini dilatih
khusus untuk menangani segala ancaman teror, termasuk teror bom. Beberapa
anggota juga merupakan anggota tim Gegana.
Detasemen 88 dirancang
sebagai unit antiteroris yang memiliki kemampuan mengatasi gangguan teroris
mulai dari ancaman bom hingga penyanderaan. Unit khusus berkekuatan
diperkirakan 400 personel ini terdiri dari ahli investigasi, ahli bahan peledak
(penjinak bom), dan unit pemukul yang di dalamnya terdapat ahli penembak jitu.
Detasemen Khusus 88
Detasemen 88 Polri. Dibentuk 26 Agustus 2004 - kini Negara Indonesia Cabang
Kepolisian Negara Republik Indonesia Tipe Pasukan Operasi Khusus Spesialis
Anti-teror domestik dan penegakan hukum di Indonesia Kekuatan diperkirakan 400
personil Mabes Megamendung, Jakarta Warna Merah Operasi Silakan lihat Operasi
yang diketahui Komando Kolonel Resimen Ajun Komisaris Besar Polisi Tito
Karnavian
2.7.1 Pembentukan
Detasemen 88 - Latihan
Penyergapan. Satuan ini diresmikan oleh Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya
Inspektur Jenderal Firman Gani pada tanggal 26 Agustus 2004. Detasemen 88 yang
awalnya beranggotakan 75 orang ini dipimpin oleh Ajun Komisaris Besar Polisi
Tito Karnavian yang pernah mendapat pelatihan di beberapa negara.
Angka 88 berasal dari
kata ATA (Anti Terror Act), sebuah undang-undang anti teror US, yang jika
dilafalkan dalam bahasa Inggris berbunyi Ei Ti Ekt. Pelafalan ini kedengaran
seperti Eighty Eight (88). Jadi arti angka 88 bukan seperti yang selama ini
beredar bahwa 88 adalah representasi dari jumlah korban bom bali terbanyak (88
orang dari Australia), juga bukan pula representasi dari borgol.
Pasukan khusus ini
dibiayai oleh pemerintah Amerika Serikat melalui bagian Jasa Keamanan Diplomatik
(Diplomatic Security Service) Departemen Negara AS dan dilatih langsung oleh
instruktur dari CIA, FBI, dan U.S. Secret Service. Kebanyakan staf pengajarnya
adalah bekas anggota pasukan khusus AS. Pusat pelatihannya terletak di
Megamendung, 50 kilometer selatan kota Jakarta.
2.7.2 Persenjataan
Satuan pasukan khusus
baru Polri ini dilengkapi dengan persenjataan dan kendaraan tempur buatan
Amerika Serikat, seperti senapan serbu Colt M4, senapan penembak jitu Armalite
AR-10, dan shotgun Remington 870. Bahkan dikabarkan satuan ini akan memiliki
pesawat C-130 Hercules sendiri untuk meningkatkan mobilitasnya. Semua
persenjataan yang diberikan, termasuk materi latihan, diberitakan sama persis
dengan apa yang dimiliki oleh satuan khusus antiteroris AS.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil pengkajian
makalah di atas mengenai hal-hal yang menyangkut masalah terorisme yang ada di
Indonesia ini,memang erat kaitanya dengan apa yang telah kita pelajari dalam
mata kuliah Atropologi yang tidak luput dari adanya beberapa fase perkembangan
Ilmu Antropologi manusia pada umumnya seperti :
1)
Fase sebelum Tahun 1800 (fase penemuan)
2)
Fase pertengahan abad ke-19 (fase dimana
manusia sudah menemukan konsep cara berfikir evolusi masyarakat)
3)
Fase permulaan abad ke -20 perkembangan
fase ini merupakan fase dimana eksistensi koloniallisme dan imperialisme Negara-negara
eropa dan Amerika.
4)
Fase sesudah Tahun 1930 fase ilmiah
antropologi atau sebagai era pembaruan dan penemuan ilmu antropologi yang
sesungguhnya.
Dengan adanya beberapa
fase inilah yang menyebabkan manusia itu selalu berfikir dan berbuat dengan
segala bentuk kemampuan yang dimilikinya,hingga pada akhirnya
pemikiran-pemikiran inilah yang menjadikan manusia itu lupa akan
batasan-batasan yang seyogyanya tidak dilakukan oleh manusia yang memiliki hati
dan nurani seperti yang dilakukan oleh para Teroris yang seenaknya melakukan
berbagai terror pengeboman di seluruh pelosok wilayah Indonesia yang menjadi
sasaran empuk untuk dijadikan lahan kebiadaban mereka.
Inilah yang menjadikan
pemerintahan Republik Indonesia membentuk suatu ketetapan hukum sebagai suatu
bentuk pembatasan dari adanya sebuah tindakan separatis, anarkis, dan tanpa
prikemanusian yang bukan menjadi ciri Bangsa Indonesia yang memiliki adat
ketimuran dengan membikin suatu peraturan perundang-undangan yang dijadikan
sebuah “Undang-undang Republik Indonesia Nomor.15 Tahun 2003 Tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti undang-undang nomor.1 Tahun 2002 tentang
pemberantasan tindak pidana terorisme menjadi undang-undang” dan membentuk
Detasemen Khusus 88 atau Densus 88 yang merupakan sebuah satuan khusus
Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk penanggulangan teroris di Indonesia.
Di mana dengan adanya
hal-hal yang termasuk dalam ketentuan undang-undang tadi maka diharapkan walau tidak
akan semuanya sirna begitu saja (teroris) tesebut,setidaknya akan membatasi
ruang gerak dari keberadaan mereka. Dengan kata lain Terorisme yang ada di
Indonesia pada umumnya yang ada di seluruh penjuru Dunia semuanya mesti kita
lawan dikarnakan namanya terorisme semuanya merugikan dan tidak bisa dikatakan
sebagai suatu bentuk Jihad yang sering dijadikan alasan oleh mereka.
3.2 Saran-saran
Demikianlah penulisan
makalah mengenai masalah keberadaan teroris yang ada di Indonesia sebagai
bentuk perkembangan Ilmu Atropologi yang kebablasan terlampau jauh dari tujuan antropologi
yang sesungguhnya.
Maka dari itu kita
sebagai generasi penerus Bangsa yang benar-benar telah memiliki bekal ilmu yang
sesungguhnya jangan mudah tergoda dengan apa-apa yang di atas namakan Jihad
karena Jihad yang sesungguhnya ialah jihad dengan tidak serta merta melawan dan
menindas kaum yang tidak bersalah dan dalam kontek wilayah yang bukan target
perlawana jihad tersebut,hingga marilah kita sama-sama rapatkan barisan dengan
instansi pemerintahan agar kiranya berhati-hati dari sepak terjang teroris yang
ada di Indonesia yang kapan saja di mana saja bisa saja terjadi,demi melawan
tindak kekejaman, dengan terbunuhnya gembong teroris yang bernama Noordin
Muhammad Top ini bukan berarti teroris di muka Bumi Indonesia akan lenyap
begitu saja, malainkan kita jadikan sebuah acuan bahwa teroris bisa kita lawan
apabila kita bersatu.
Demikianlah pembahasan
mengenai keberadaan teroris yang ada di Indonesia apabila masih terdapat
kesalahan atau kekurangan dalam pembahasan makalah ini,dikarenakan akan
keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan, kami terutamanya penulis ucapkan
mohon maaf yang sebesar-besarnya dan juga penulis harapkan kritik dan saran
yang sekiranya dapat membangun dalam perbaikan pembuatan makalah ini. Akhir
kata kami ucapkan.
Waallaikum sallam wr,wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar