Kamis, 12 Desember 2013

PSIKOLOGI PENDIDIKAN



MAKALAH
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
( Lingkungan Belajar dan Hasil Pengukuran Belajar )



DISUSUN OLEH :
1.        LAELATUL KHOMARIYAH       ( 11.1.01.05.0110 )
2.        MAYASARI                                                ( 11.1.01.05.0124 )
3.        NOVA RITA INDAH YULIANI   ( 11.1.01.05.0153 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
TAHUN AJARAN 2012/2013


KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang mana telah melimpahkan rahmat, taufiq, serta hidayahnya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
            Makalah ini mengambil judul “Lingkungan Belajar dan Hasil Pengukuran Belajar”. Makalah ini kami susun dengan maksud untuk memenuhi tugas Psikologi Pendidikan.
            Kami menyadari bahwa tidak ada satu halpun di dunia ini yang sempurna termasuk makalah yang kami buat ini. Oleh karena itu, kritik dan saran kami harapkan untuk kesempurnaan makalah kami. Kami berharap ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Kediri, 20 Desember 2012

Penulis



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................            i
KATA PENGANTAR...................................................................................            ii
DAFTAR ISI..................................................................................................            iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................           1
1.1              Latar Belakang................................................................................... 1
1.2              Rumusan Masalah.............................................................................. 2
1.3              Tujuan ............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................           3
2.1       Lingkungan Belajar yang Kondusif................................................... 3
2.2       Macam-Macam Lingkungan Pembelajaran.......................................  3
2.2.1    Lingkungan Fisik................................................................... 3
2.2.2    Lingkungan Sosial................................................................. 4
2.3       Pengertian Pengukuran dan Evaluasi  ............................................... 4
2.3.1    Pengukuran............................................................................ 4
2.3.2    Evaluasi.................................................................................. 5
2.4       Prinsip Dasar Evaluasi....................................................................... 7
2.5       Pengertian dan Tujuan Evaluasi Hasil Belajar................................... 9
BAB III PENUTUP.......................................................................................            11
3.1       Kesimpulan........................................................................................ 11
3.2       Saran.................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................            12


BAB I
PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang
Memang tidak semua orang menyadari bahwa salah satu faktor penting yang dapat memaksimalkan kesempatan pembelajaran bagi anak adalah penciptaan lingkungan pembelajaran yang kondusif. Lingkungan pembelajaran dalam hal ini, adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan dan setiap saat kita juga selalu melakukan pekerjaan evaluasi. Dalam beberapa kegiatan sehari-hari, kita jelas-jelas mengadakan pengukuran dan penilaian. Hal ini dapat dilihat mulai dari berpakaian, setelah berpakaian kemudian dihadapkan ke kaca apakah penampilannya sudah baik atau belum.
Dari kalimat tersebut kita sudah menemui tiga buah istilah yaitu: evaluasi, pengukuran, dan penilaian. Sementara orang cenderung lebih mengartikan ketiga kata tersebut sebagai suatu pengertian yang sama sehingga dalam pemakaiannya tergantung dari kata mana yang siap diucapkannya.
Dalam setiap pembelajaran, pendidik harus berusaha mengetahui hasil dari proses pembelajaran yang ia lakukan. Hasil yang dimaksud adalah baik atau tidak baik, bermanfaat, atau tidak bermanfaat, dll. Apabila pembelajaran yang dilakukannya mencapai hasil yang baik, pendidik tentu dapat dikatakan berhasil dalam proses pembelajaran dan demikian sebaliknya.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai oleh pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi. Evaluasi yang dilakukan oleh pendidik ini dapat berupa evaluasi hasil belajar dan evaluasi pembelajaran. Dalam makalah ini penyusun hanya membahas tentang evaluasi hasil belajar.


1.2     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diketahui rumusan masalah, yaitu:
a.         Apa yang dimaksud dengan lingkungan belajar, pengukuran, dan evaluasi?
b.        Apa saja lingkungan pembelajaran ?
c.         Apa saja prinsip dari evaluasi ?
d.        Apa saja tujuan dari evaluasi hasil belajar ?

1.3     Tujuan
Adapun tujuan yang akan dicapai setelah mempelajari makalah ini yaitu, mahasiswa diharapkan dapat :
1.        Menjelaskan Pengertian Lingkungan Belajar, Pengukuran, dan Evaluasi.
2.        Menjelaskan Macam-Macam Lingkungan Pembelajaran
3.        Menjelaskan Pengertian dan Tujuan Evaluasi Hasil Belajar


BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Lingkungan Belajar yang Kondusif
Lingkungan (dalam ilmu lingkungan) adalah istilah yang dapat mencakup segala makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di Bumi atau bagian dari Bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang berlebihan. Lingkungan belajar, adalah lingkungan yang diinginkan / diharapkan agar hasil belajar yang diraih seseorang maksimal.
Salah satu faktor penting yang dapat memaksimalkan kesempatan pembelajaran bagi anak adalah penciptaan lingkungan pembelajaran yang kondusif. Lingkungan pembelajaran dalam hal ini, adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan. Sedangkan kondusif berarti kondisi yang benar-benar sesuai dan mendukung keberlangsungan proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan interaksi antara anak dengan lingkungannya, sehingga pada diri anak terjadi proses pengolahan informasi menjadi pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai hasil dari proses belajar.
Lingkungan belajar dapat diciptakan sedemikian rupa, sehingga dapat memfasilitasi anak dalam melaksanakan kegiatan belajar.Lingkungan belajar dapat merefleksikan ekspektasi yang tinggi bagi kesuksesan seluruh anak secara individual. Dengan demikian, lingkungan belajar merupakan situasi yang direkayasa oleh guru agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.

2.2     Macam-Macam Lingkungan Pembelajaran
Menurut Saroni (2006) dalam Kusmoro (2008), lingkungan pembelajaran terdiri atas dua hal utama, a.l :

2.2.1    Lingkungan fisik
Lingkungan fisik dalam hal ini adalah lingkungan yang ada disekitar siswa belajar berupa sarana fisik baik yang ada dilingkup sekolah, dalam hal ini dalam ruang kelas belajar di sekolah.Lingkungan fisik dapat berupa sarana dan prasarana kelas, pencahayaan, pengudaraan, pewarnaan, alat/media belajar, pajangan serta penataannya.

2.2.2    Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial merupakan pola interaksi yang terjadi dalam proses pembelajaran. Interaksi yang dimaksud adalah interkasi antar siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan sumber belajar, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, lingkungan sosial yang baik memungkinkan adanya interkasi yang proporsional antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran

2.3     Pengertian Pengukuran dan Evaluasi

2.3.1    Pengukuran
Pengukuran dapat diartikan dengan kegiatan untuk mengukur sesuatu. Pada hakekatnya, kegiatan ini adalah membandingkan sesuatu dengan atau sesuatu yang lain (Anas Sudijono, 1996: 3). Jika kita mengukur suhu badan seseorang dengan termometer, atau mengukur jarak kota A dengan kota B, maka sesungguhnya yang sedang dilakukan adalah mengkuantifikasi keadaan seseorang atau tempat kedalam angka. Karenanya, dapat dipahami bahwa pengukuran itu bersifat kuantitatif.
Kegiatan pengukuran itu menjadi lebih kompleks lagi apabila digunakan dalam mengukur aspek psikologis seseorang, seperti kecerdasan, keahlian dan latihan tertentu. Demikian juga halnya pengukuran dalam bidang pendidikan, kita hanya mengukur atribut atau karakteristik peserta didik tertentu. Misalkan, seorang guru dapat mengukur penguasaan peserta didik dalam mata pelajaran tertentu atau kemampuan dalam melakukan suatu keterampilan tertentu yang telah dilatih.
Maksud dilaksanakan pengukuran sebagaimana dikemukakan Anas Sudijono (1996: 4) ada tiga macam yaitu :
1.         Pengukuran yang dilakukan bukan untuk menguji sesuatu seperti orang mengukur jarak dua buah kota.
2.         Pengukuran untuk menguji sesuatu seperti menguji daya tahan lampu pijar.
3.         Pengukuran yang dilakukan untuk menilai. Pengukuran ini dilakukan dengan jalan menguji hal yang ingin dinilai seperti kemajuan belajar dan lain sebagainya.
Dalam dunia pendidikan, yang dimaksud pengukuran sebagaimana disampaikan Cangelosi (1995: 21) adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris. Proses pengumpulan ini dilakukan untuk menaksir apa yang telah diperoleh siswa setelah mengikuti pelajaran selama waktu tertentu. Proses ini dapat dilakukan dengan mengamati kinerja mereka, mendengarkan apa yang mereka katakan serta mengumpulkan informasi yang sesuai dengan tujuan melalui apa yang telah dilakukan siswa.

2.3.2    Evaluasi
Dalam sebuah buku yang berjudul teknik evaluasi pendidikan karya M. Chabib Thoha, beliau mengatakan bahwa Evaluasi berasal dari kata evaluation yang berarti suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai sesuatu, apakah sesuatu itu mempunyai nilai atau tidak. Menurut istilah evaluasi berarti kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur tertentu guna memperoleh kesimpulan. Evaluasi pendidikan dan pengajaran adalah proses kegiatan untuk mendapatkan informasi data mengenai hasil belajar mengajar yang dialami siswa dan mengolah atau menafsirkannya menjadi nilai berupa data kualitatif atau kuantitatif sesuai dengan standar tertentu. Hasilnya diperlukan untuk membuat berbagai putusan dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
Menurut Norman E. Grounloud; evaluasi dalah suatu proses yang sistematik dan berkesinambungan untuk mengetahui efisien kegiatan belajar mengajar dan efektifitas dari pencapaian tujuan instruksi yang telah ditetapkan. Menurut Edwin Wond dan Gerold W.Brown; evaluasi pendidikan atau proses untuk menentukan nilai dari segala sesuatu yang berkenaan dengan pendidikan. Evaluasi adalah proses pengukuran dan penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang telah dicapai seseorang.
Evaluasi Menurut Suharsimi Arikunto (2004: 1) adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Dalam bidang pendidikan, evaluasi sebagaimana dikatakan Gronlund (1990: 5) merupakan proses yang sistematis tentang mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan informasi untuk menentukan sejauh mana tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa.
Menurut Djemari Mardapi (2004: 19) evaluasi adalah proses mengumpulkan informasi untuk mengetahui pencapaian belajar kelas atau kelompok.
Dari pendapat di atas, ada beberapa hal yang menjadi ciri khas dari evaluasi yaitu:
1.      Sebagai kegiatan yang sistematis, pelaksanaan evaluasi haruslah dilakukan secara berkesinambungan. Sebuah program pembelajaran seharusnya dievaluasi disetiap akhir program tersebut.
2.      Dalam pelaksanaan evaluasi dibutuhkan data dan informasi yang akurat untuk menunjang keputusan yang akan diambil. Asumsi-asumsi ataupun prasangka. bukan merupakan landasan untuk mengambil keputusan dalam evaluasi.
3.      Kegiatan evaluasi dalam pendidikan tidak pernah terlepas dari tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena itulah pendekatan goal oriented merupakan pendekatan yang paling sesuai untuk evaluasi pembelajaran.



2.4     Prinsip Dasar Evaluasi
Evaluasi sendiri memiliki beberapa prinsip dasar yaitu:
1.        Evaluasi bertujuan membantu pemerintah dalam mencapai tujuan pembelajaran bagi masyrakat/siswa.
2.        Evaluasi adalah seni, tidak ada evaluasi yang sempurna, meski dilakukan dengan metode yang berbeda. 
3.        Pelaku evaluasi atau evaluator tidak memberikan jawaban atas suatu pertanyaan tertentu. Evaluator tidak berwenang untuk memberikan rekomendasi terhadap keberlangsungan sebuah program. Evaluator hanya membantu memberikan alternatif. 
4.        Penelitian evaluasi adalah tanggung jawab tim bukan perorangan. 
5.        Evaluator tidak terikat pada satu sekolah demikian pula sebaliknya. 
6.        Evaluasi adalah proses, jika diperlukan revisi maka lakukanlah revisi. 
7.        Evaluasi memerlukan data yang akurat dan cukup, hingga perlu pengalaman untuk pendalaman metode penggalian informasi. 
8.        Evaluasi akan baik apabila dilakukan dengan instrumen dan teknik yang applicable.
9.        Evaluator hendaknya mampu membedakan yang dimaksud dengan evaluasi formatif, evaluasi sumatif, dan evaluasi program.
10.    Evaluasi memberikan gambaran deskriptif yang jelas mengenai hubungan sebab akibat, bukan terpaku pada angka soalan tes.
Dengan demikian dapat dimengerti bahwa sesungguhnya evaluasi adalah proses mengukur dan menilai terhadap suatu objek dengan menampilkan hubungan sebab akibat diantara faktor yang mempengaruhi objek tersebut.
Dalam dunia pendidikan, khususnya dunia persekolahan, evaluasi (penilaian) mempunyai makna ditinjau dari beberapa segi, yaitu:

a.         Makna bagi siswa
Dengan diadakannya evaluasi, maka siswa dapat mengetahui sejauh mana telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Hasil yang diperoleh siswa dari pekerjaan menilai ini ada 2 kemungkinan:
1.    Memuaskan
Jika siswa memperoleh hasil yang memuaskan dan hal itu menyenangkan, tentu kepuasan itu ingin diperolehnya lagi pada kesempatan lain. Akibatnya siswa akan mempunyai motivasi yang cukup besar untuk belajar lebih giat, agar lain kali mendapat hasil yang lebih memuaskan lagi. Keadaan sebaliknya dapat terjadi, yakni siswa sudah merasa puas dengan hasil yang diperoleh dan usahanya kurang gigih untuk lain kali.
2.    Tidak memuaskan
Jika siswa tidak puas dengan hasil yang diperoleh, ia akan berusaha agar lain kali keadaan itu tidak terulang lagi. Maka ia lalu belajar giat. Namun demikian, keadaan sebaliknya bisa terjadi. Ada beberapa siswa yang lemah kemauannya, akan menjadi putus asa dengan hasil kurang memuaskan yang telah diterimanya. 

b.    Makna bagi guru
1.    Dengan hasil penilaian yang diperoleh guru akan dapat mengetahui siswa-siswa mana yang sudah berhak melanjutkan pelajarannya karena sudah berhasil menguasai bahan, maupun mengetahui siswa-siswa yang belum menguasai bahan. Dengan petunjuk ini guru dapat lebih memusatkan perhatiannya kepada siswa-siswa yang belum berhasil.
2.    Guru akan mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepat bagi siswa sehingga untuk memberikan pengajaran di waktu yang akan datang tidak perlu diadakan perubahan.
3.    Guru akan mengetahui apakah metode yang digunakan sudah tepat atau belum. Jika sebagian besar siswa memperoleh angka jelek pada penilaian yang diadakan, mungkin hal ini disebabkan oleh pendekatan atau metode yang kurnag tepat. Apabila demikian halnya, maka guru harus mawas diri dan mencoba mencari metode lain dalam mengajar.

c.    Makna bagi sekolah
1.    Apabila guru-guru mengadakan penilaian dan diketahui bagaimana hasil belajar siswa-siswanya, dapat diketahui pula apakah kondisi belajar yang diciptakan oleh sekolah sudah sesuai dengan harapan atau belum. Hasil belajar merupakan cermin kualitas suatu sekolah.
2.    Informasi dari guru tentang tepat tidaknya kurikulum untuk sekolah itu dapat merupakan pertimbangan bagi perencanaan sekolah untuk masa-masa yang akan datang.

Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ke tahun, dapat digunakan sebagai pedoman bagi sekolah, yang dilakukan oleh sekolah sudah memenuhi standar atau belum. Pemenuhan standar akan terlihat dari bagusnya angka-angka yang diperoleh siswa.

2.5     Pengertian dan Tujuan Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi hasil belajar dapat mengunakan tes untuk melakukan pengukuran hasil belajar. Tes dapat didefinisikan sebagai seperangkat pertanyaan dan/atau tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait, atribut pendidikan, psikologik atau hasil belajar yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar.
Pengukuran diartikan sebagai pemberian angka pada status atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau obyek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas. Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan instrumen test maupun non-test. Penilaian dimaksudkan untuk memberi nilai tentang kualitas hasil belajar secara klasik tujuan evaluasi hasil belajar adalah untuk membedakan kegagalan dan keberhasilan seorang peserta didik.
Namun dalam perkembangannya evaluasi dimaksudkan untuk memberikan umpan balik kepada peserta didik maupun kepada pembelajar sebagai pertimbangan untuk melakukan perbaikan serta jaminan terhadap pengguna lulusan sebagai tanggung jawab institusi yang telah meluluskan.
Tes, pengukuran dan penilaian berguna untuk : seleksi, penempatan, diagnosis dan remedial, umpan balik, memotivasi dan membimbing belajar, perbaikan kurikulum dan program pendidikan serta pengembangan ilmu.
Dengan mengetahui makna penilaian ditinjau dari berbagai segi dalam system pendidikan, maka dengan cara lain dapat dikatakan bahwa tujuan atau fungsi penilaian ada beberapa hal:

a.         Penilaian berfungsi selektif
Ø Untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu.
Ø Untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya.
Ø Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa.
Ø Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah, dan sebagainya.

b.        Penilaian berfungsi diagnostic
Dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan siswa. Jadi dengan mengadakan penilaian, sebenarnya guru melakukan diagnosis kepada siswa tentang kebaikan dan kelemahannya.

c.         Penilaian berfungsi sebagai penempatan
Penempatan disini lebih bersifat pada pengajaran secara berkelompok. Jadi untuk dapat menentukan dengan pasti di kelompok mana seorang siswa harus ditempatkan, digunakan suatu penilaian.

d.        Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan
Fungsi ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. Keberhasilan suatu program ditentukan oleh beberapa faktor yaitu faktor guru, metode mengajar, kurikulum, sarana, dan system administrasi.
BAB III
PENUTUP

3.1     Kesimpulan
Salah satu faktor penting yang dapat memaksimalkan kesempatan pembelajaran bagi anak adalah penciptaan lingkungan pembelajaran yang kondusif. Pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif.
Tujuan evaluasi hasil belajar yaitu untuk mengetahui capaian penguasaan kompetensi oleh setiap siswa sesuai rencana pembelajaran yang disusun oleh guru mata pelajaran. Kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa mencakup koginitif, psikomotorik dan afektif.

3.2     Saran
Dengan mengetahui kegiatan evaluasi (penilaian) diharapkan bisa membantu memberikan pengetahuan kepada calon guru agar bisa memahami cara mendiagnosa kelebihan dan kelemahan siswa termasuk metode yang digunakan apakah sudah tepat atau belum lebih baik lagi.


DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/ Pendidikan_anak_usia_dini; http://www. dunia-ibu.org/html/ pendidikan_anak.html; http://www. anakcerdas.com/
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar