MAKALAH
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
( Lingkungan Belajar dan Hasil Pengukuran Belajar )
DISUSUN OLEH :
1.
LAELATUL
KHOMARIYAH ( 11.1.01.05.0110 )
2.
MAYASARI (
11.1.01.05.0124 )
3.
NOVA RITA INDAH
YULIANI ( 11.1.01.05.0153 )
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
TAHUN AJARAN 2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang mana telah melimpahkan rahmat, taufiq, serta
hidayahnya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini mengambil judul
“Lingkungan Belajar dan Hasil Pengukuran Belajar”. Makalah ini kami susun
dengan maksud untuk memenuhi tugas Psikologi Pendidikan.
Kami menyadari bahwa tidak ada satu
halpun di dunia ini yang sempurna termasuk makalah yang kami buat ini. Oleh
karena itu, kritik dan saran kami harapkan untuk kesempurnaan makalah kami.
Kami berharap ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Kediri, 20 Desember 2012
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1
Latar Belakang................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah.............................................................................. 2
1.3
Tujuan ............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 3
2.1 Lingkungan
Belajar yang Kondusif................................................... 3
2.2 Macam-Macam
Lingkungan Pembelajaran....................................... 3
2.2.1 Lingkungan Fisik................................................................... 3
2.2.2 Lingkungan Sosial................................................................. 4
2.3 Pengertian
Pengukuran dan Evaluasi ............................................... 4
2.3.1 Pengukuran............................................................................ 4
2.3.2 Evaluasi.................................................................................. 5
2.4 Prinsip
Dasar Evaluasi....................................................................... 7
2.5 Pengertian
dan Tujuan Evaluasi Hasil Belajar................................... 9
BAB III PENUTUP....................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan........................................................................................ 11
3.2 Saran.................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Memang tidak
semua orang menyadari bahwa salah satu
faktor penting yang dapat memaksimalkan kesempatan pembelajaran bagi anak
adalah penciptaan lingkungan pembelajaran yang kondusif. Lingkungan
pembelajaran dalam hal ini, adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
tempat proses pembelajaran dilaksanakan dan setiap saat
kita juga selalu melakukan pekerjaan evaluasi. Dalam
beberapa kegiatan sehari-hari, kita jelas-jelas mengadakan pengukuran dan
penilaian. Hal ini dapat dilihat mulai dari berpakaian, setelah
berpakaian kemudian dihadapkan ke kaca apakah penampilannya sudah baik atau
belum.
Dari kalimat
tersebut kita sudah menemui tiga buah istilah yaitu: evaluasi, pengukuran, dan
penilaian. Sementara orang cenderung lebih mengartikan ketiga kata tersebut
sebagai suatu pengertian yang sama sehingga dalam pemakaiannya tergantung dari
kata mana yang siap diucapkannya.
Dalam setiap
pembelajaran, pendidik harus berusaha mengetahui hasil dari proses pembelajaran
yang ia lakukan. Hasil yang dimaksud adalah baik atau tidak baik, bermanfaat,
atau tidak bermanfaat, dll. Apabila pembelajaran yang dilakukannya mencapai
hasil yang baik, pendidik tentu dapat dikatakan berhasil dalam proses
pembelajaran dan demikian sebaliknya.
Salah satu cara
yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai oleh pendidik
dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi. Evaluasi yang dilakukan oleh
pendidik ini dapat berupa evaluasi hasil belajar dan evaluasi pembelajaran.
Dalam makalah ini penyusun hanya membahas tentang evaluasi hasil belajar.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
tersebut dapat diketahui rumusan masalah, yaitu:
a.
Apa yang dimaksud dengan lingkungan belajar, pengukuran, dan evaluasi?
b.
Apa saja lingkungan
pembelajaran ?
c.
Apa saja prinsip dari evaluasi ?
d.
Apa saja tujuan dari evaluasi hasil belajar ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang akan
dicapai setelah mempelajari makalah ini yaitu, mahasiswa diharapkan dapat :
1.
Menjelaskan Pengertian Lingkungan Belajar, Pengukuran, dan Evaluasi.
2.
Menjelaskan Macam-Macam
Lingkungan Pembelajaran
3.
Menjelaskan Pengertian dan
Tujuan Evaluasi Hasil Belajar
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Lingkungan Belajar yang Kondusif
Lingkungan (dalam ilmu lingkungan) adalah istilah yang dapat
mencakup segala makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di Bumi atau
bagian dari Bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang
berlebihan. Lingkungan belajar, adalah lingkungan
yang diinginkan / diharapkan agar hasil belajar yang diraih seseorang maksimal.
Salah
satu faktor penting yang dapat memaksimalkan kesempatan pembelajaran bagi anak
adalah penciptaan lingkungan pembelajaran yang kondusif. Lingkungan
pembelajaran dalam hal ini, adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
tempat proses pembelajaran dilaksanakan. Sedangkan kondusif berarti kondisi
yang benar-benar sesuai dan mendukung keberlangsungan proses pembelajaran.
Proses pembelajaran merupakan interaksi antara anak dengan lingkungannya,
sehingga pada diri anak terjadi proses pengolahan informasi menjadi
pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai hasil dari proses belajar.
Lingkungan belajar dapat diciptakan sedemikian rupa,
sehingga dapat memfasilitasi anak dalam melaksanakan kegiatan
belajar.Lingkungan belajar dapat merefleksikan ekspektasi yang tinggi bagi
kesuksesan seluruh anak secara individual. Dengan demikian, lingkungan belajar merupakan situasi yang
direkayasa oleh guru agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.
2.2 Macam-Macam
Lingkungan Pembelajaran
Menurut
Saroni (2006) dalam Kusmoro (2008), lingkungan pembelajaran terdiri atas dua
hal utama, a.l :
2.2.1 Lingkungan fisik
Lingkungan
fisik dalam hal ini adalah lingkungan yang ada disekitar siswa belajar berupa
sarana fisik baik yang ada dilingkup sekolah, dalam hal ini dalam ruang kelas
belajar di sekolah.Lingkungan fisik dapat berupa sarana dan prasarana kelas,
pencahayaan, pengudaraan, pewarnaan, alat/media belajar, pajangan serta
penataannya.
2.2.2 Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial merupakan pola interaksi yang terjadi dalam proses
pembelajaran. Interaksi yang dimaksud adalah interkasi antar siswa dengan
siswa, siswa dengan guru, siswa dengan sumber belajar, dan lain sebagainya.
Dalam hal ini, lingkungan sosial yang baik memungkinkan adanya interkasi yang
proporsional antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran
2.3 Pengertian Pengukuran dan Evaluasi
2.3.1 Pengukuran
Pengukuran dapat diartikan
dengan kegiatan untuk mengukur sesuatu. Pada hakekatnya, kegiatan ini adalah
membandingkan sesuatu dengan atau sesuatu yang lain (Anas Sudijono, 1996: 3).
Jika kita mengukur suhu badan seseorang dengan termometer, atau mengukur
jarak kota A dengan kota B, maka sesungguhnya yang sedang dilakukan adalah
mengkuantifikasi keadaan seseorang atau tempat kedalam angka. Karenanya, dapat
dipahami bahwa pengukuran itu bersifat kuantitatif.
Kegiatan pengukuran itu
menjadi lebih kompleks lagi apabila digunakan dalam mengukur aspek psikologis
seseorang, seperti kecerdasan, keahlian dan latihan tertentu. Demikian juga
halnya pengukuran dalam bidang pendidikan, kita hanya mengukur atribut atau
karakteristik peserta didik tertentu. Misalkan, seorang
guru dapat mengukur penguasaan peserta didik dalam mata pelajaran tertentu atau
kemampuan dalam melakukan suatu keterampilan tertentu yang telah dilatih.
Maksud dilaksanakan pengukuran
sebagaimana dikemukakan Anas Sudijono (1996: 4) ada tiga macam yaitu :
1.
Pengukuran
yang dilakukan bukan untuk menguji sesuatu seperti orang mengukur jarak dua
buah kota.
2.
Pengukuran
untuk menguji sesuatu seperti menguji daya tahan lampu pijar.
3.
Pengukuran yang dilakukan
untuk menilai. Pengukuran ini dilakukan dengan jalan menguji hal yang ingin
dinilai seperti kemajuan belajar dan lain sebagainya.
Dalam dunia pendidikan, yang
dimaksud pengukuran sebagaimana disampaikan Cangelosi (1995: 21) adalah proses
pengumpulan data melalui pengamatan empiris. Proses pengumpulan ini
dilakukan untuk menaksir apa yang telah diperoleh siswa setelah mengikuti
pelajaran selama waktu tertentu. Proses ini dapat dilakukan dengan mengamati
kinerja mereka, mendengarkan apa yang mereka katakan serta mengumpulkan
informasi yang sesuai dengan tujuan melalui apa yang telah dilakukan siswa.
2.3.2 Evaluasi
Dalam sebuah buku yang
berjudul teknik evaluasi pendidikan karya M. Chabib Thoha, beliau
mengatakan bahwa Evaluasi berasal dari kata evaluation yang berarti suatu
tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai sesuatu, apakah sesuatu itu
mempunyai nilai atau tidak. Menurut istilah evaluasi berarti kegiatan yang
terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrument
dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur tertentu guna memperoleh
kesimpulan. Evaluasi pendidikan dan pengajaran adalah proses kegiatan untuk
mendapatkan informasi data mengenai hasil belajar mengajar yang dialami siswa
dan mengolah atau menafsirkannya menjadi nilai berupa data kualitatif atau
kuantitatif sesuai dengan standar tertentu. Hasilnya diperlukan untuk membuat
berbagai putusan dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
Menurut Norman E. Grounloud;
evaluasi dalah suatu proses yang sistematik dan berkesinambungan untuk
mengetahui efisien kegiatan belajar mengajar dan efektifitas dari pencapaian
tujuan instruksi yang telah ditetapkan. Menurut Edwin Wond dan Gerold
W.Brown; evaluasi pendidikan atau proses untuk menentukan nilai dari segala
sesuatu yang berkenaan dengan pendidikan. Evaluasi adalah proses pengukuran dan
penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang telah dicapai seseorang.
Evaluasi Menurut Suharsimi
Arikunto (2004: 1) adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang
bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk
menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Dalam bidang
pendidikan, evaluasi sebagaimana dikatakan Gronlund (1990: 5) merupakan proses
yang sistematis tentang mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan informasi
untuk menentukan sejauh mana tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa.
Menurut Djemari Mardapi
(2004: 19) evaluasi adalah proses mengumpulkan informasi untuk mengetahui
pencapaian belajar kelas atau kelompok.
1.
Sebagai
kegiatan yang sistematis, pelaksanaan evaluasi haruslah dilakukan secara
berkesinambungan. Sebuah program pembelajaran
seharusnya dievaluasi disetiap akhir program tersebut.
2.
Dalam pelaksanaan evaluasi
dibutuhkan data dan informasi yang akurat untuk menunjang keputusan yang akan
diambil. Asumsi-asumsi ataupun prasangka. bukan merupakan landasan untuk
mengambil keputusan dalam evaluasi.
3.
Kegiatan evaluasi dalam
pendidikan tidak pernah terlepas dari tujuan-tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan sebelumnya. Karena itulah pendekatan goal oriented merupakan
pendekatan yang paling sesuai untuk evaluasi pembelajaran.
2.4 Prinsip Dasar Evaluasi
Evaluasi sendiri memiliki beberapa
prinsip dasar yaitu:
1.
Evaluasi
bertujuan membantu pemerintah dalam mencapai tujuan pembelajaran bagi
masyrakat/siswa.
2.
Evaluasi adalah seni, tidak
ada evaluasi yang sempurna, meski dilakukan dengan metode yang berbeda.
3.
Pelaku evaluasi atau evaluator
tidak memberikan jawaban atas suatu pertanyaan tertentu. Evaluator tidak
berwenang untuk memberikan rekomendasi terhadap keberlangsungan sebuah program.
Evaluator hanya membantu memberikan alternatif.
4.
Penelitian evaluasi adalah
tanggung jawab tim bukan perorangan.
5.
Evaluator tidak terikat pada
satu sekolah demikian pula sebaliknya.
6.
Evaluasi adalah proses, jika
diperlukan revisi maka lakukanlah revisi.
7.
Evaluasi memerlukan data yang
akurat dan cukup, hingga perlu pengalaman untuk pendalaman metode penggalian
informasi.
8.
Evaluasi akan baik apabila
dilakukan dengan instrumen dan teknik yang applicable.
9.
Evaluator hendaknya mampu
membedakan yang dimaksud dengan evaluasi formatif, evaluasi sumatif, dan
evaluasi program.
10.
Evaluasi
memberikan gambaran deskriptif yang jelas mengenai hubungan sebab akibat, bukan
terpaku pada angka soalan tes.
Dengan demikian dapat dimengerti bahwa sesungguhnya
evaluasi adalah proses mengukur dan menilai terhadap suatu objek dengan
menampilkan hubungan sebab akibat diantara faktor yang mempengaruhi objek
tersebut.
Dalam dunia pendidikan, khususnya dunia persekolahan,
evaluasi (penilaian) mempunyai makna ditinjau dari beberapa segi, yaitu:
a.
Makna
bagi siswa
Dengan diadakannya evaluasi, maka siswa
dapat mengetahui sejauh mana telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan
oleh guru. Hasil yang diperoleh siswa
dari pekerjaan menilai ini ada 2 kemungkinan:
1.
Memuaskan
Jika siswa memperoleh hasil
yang memuaskan dan hal itu menyenangkan, tentu kepuasan itu ingin diperolehnya
lagi pada kesempatan lain. Akibatnya siswa akan mempunyai motivasi yang cukup
besar untuk belajar lebih giat, agar lain kali mendapat hasil yang lebih
memuaskan lagi. Keadaan sebaliknya dapat terjadi, yakni siswa sudah merasa puas
dengan hasil yang diperoleh dan usahanya kurang gigih untuk lain kali.
2.
Tidak memuaskan
Jika siswa tidak puas dengan
hasil yang diperoleh, ia akan berusaha agar lain kali keadaan itu tidak
terulang lagi. Maka ia lalu belajar giat. Namun demikian, keadaan sebaliknya
bisa terjadi. Ada beberapa siswa yang lemah kemauannya, akan menjadi putus asa
dengan hasil kurang memuaskan yang telah diterimanya.
b. Makna bagi guru
1. Dengan hasil penilaian yang
diperoleh guru akan dapat mengetahui siswa-siswa mana yang sudah berhak
melanjutkan pelajarannya karena sudah berhasil menguasai bahan, maupun mengetahui
siswa-siswa yang belum menguasai bahan. Dengan petunjuk ini guru dapat lebih
memusatkan perhatiannya kepada siswa-siswa yang belum berhasil.
2. Guru akan mengetahui apakah materi
yang diajarkan sudah tepat bagi siswa sehingga untuk memberikan pengajaran di
waktu yang akan datang tidak perlu diadakan perubahan.
3. Guru akan mengetahui apakah
metode yang digunakan sudah tepat atau belum. Jika sebagian besar siswa
memperoleh angka jelek pada penilaian yang diadakan, mungkin hal ini disebabkan
oleh pendekatan atau metode yang kurnag tepat. Apabila demikian halnya, maka
guru harus mawas diri dan mencoba mencari metode lain dalam mengajar.
c. Makna bagi sekolah
1. Apabila guru-guru mengadakan
penilaian dan diketahui bagaimana hasil belajar siswa-siswanya, dapat diketahui
pula apakah kondisi belajar yang diciptakan oleh sekolah sudah sesuai dengan
harapan atau belum. Hasil belajar merupakan cermin kualitas suatu sekolah.
2. Informasi dari guru tentang tepat
tidaknya kurikulum untuk sekolah itu dapat merupakan pertimbangan bagi
perencanaan sekolah untuk masa-masa yang akan datang.
Informasi
hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ke tahun, dapat digunakan sebagai
pedoman bagi sekolah, yang dilakukan oleh sekolah sudah memenuhi
standar atau belum. Pemenuhan standar akan terlihat dari bagusnya angka-angka
yang diperoleh siswa.
2.5 Pengertian
dan Tujuan Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi hasil
belajar dapat mengunakan tes untuk melakukan pengukuran hasil belajar. Tes
dapat didefinisikan sebagai seperangkat pertanyaan dan/atau tugas yang
direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait, atribut pendidikan,
psikologik atau hasil belajar yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut
mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar.
Pengukuran
diartikan sebagai pemberian angka pada status atribut atau karakteristik
tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau obyek tertentu menurut aturan atau
formulasi yang jelas. Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan
dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar
baik yang menggunakan instrumen test maupun non-test. Penilaian dimaksudkan
untuk memberi nilai tentang kualitas hasil belajar secara klasik tujuan
evaluasi hasil belajar adalah untuk membedakan kegagalan dan keberhasilan
seorang peserta didik.
Namun dalam
perkembangannya evaluasi dimaksudkan untuk memberikan umpan balik kepada
peserta didik maupun kepada pembelajar sebagai pertimbangan untuk melakukan
perbaikan serta jaminan terhadap pengguna lulusan sebagai tanggung jawab
institusi yang telah meluluskan.
Tes, pengukuran dan penilaian berguna untuk : seleksi, penempatan, diagnosis dan remedial, umpan balik, memotivasi dan membimbing belajar, perbaikan kurikulum dan program pendidikan serta pengembangan ilmu.
Tes, pengukuran dan penilaian berguna untuk : seleksi, penempatan, diagnosis dan remedial, umpan balik, memotivasi dan membimbing belajar, perbaikan kurikulum dan program pendidikan serta pengembangan ilmu.
Dengan
mengetahui makna penilaian ditinjau dari berbagai segi dalam system pendidikan,
maka dengan cara lain dapat dikatakan bahwa tujuan atau fungsi penilaian ada
beberapa hal:
a.
Penilaian berfungsi selektif
Ø Untuk memilih
siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu.
Ø Untuk memilih
siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya.
Ø Untuk memilih
siswa yang seharusnya mendapat beasiswa.
Ø Untuk memilih
siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah, dan sebagainya.
b.
Penilaian berfungsi diagnostic
Dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui
kelemahan siswa. Jadi dengan mengadakan penilaian, sebenarnya guru melakukan
diagnosis kepada siswa tentang kebaikan dan kelemahannya.
c.
Penilaian berfungsi sebagai penempatan
Penempatan disini lebih bersifat pada
pengajaran secara berkelompok. Jadi untuk dapat menentukan dengan pasti di
kelompok mana seorang siswa harus ditempatkan, digunakan suatu penilaian.
d.
Penilaian berfungsi sebagai pengukur
keberhasilan
Fungsi ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh
mana suatu program berhasil diterapkan. Keberhasilan suatu program ditentukan
oleh beberapa faktor yaitu faktor guru, metode mengajar, kurikulum, sarana, dan
system administrasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Salah satu faktor penting yang dapat memaksimalkan kesempatan
pembelajaran bagi anak adalah penciptaan lingkungan pembelajaran yang kondusif. Pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan
satu ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif.
Tujuan evaluasi hasil
belajar yaitu untuk mengetahui capaian penguasaan kompetensi oleh setiap siswa
sesuai rencana pembelajaran yang disusun oleh guru mata pelajaran. Kompetensi yang
harus dikuasai oleh siswa mencakup koginitif, psikomotorik dan afektif.
3.2 Saran
Dengan mengetahui kegiatan
evaluasi (penilaian) diharapkan bisa membantu memberikan pengetahuan kepada
calon guru agar bisa memahami cara mendiagnosa kelebihan dan kelemahan siswa
termasuk metode yang digunakan apakah sudah tepat atau belum lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/
Pendidikan_anak_usia_dini; http://www. dunia-ibu.org/html/
pendidikan_anak.html; http://www. anakcerdas.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar